kehilangan...
Seni
menerima kehilangan mudah di katakan… sabar, legowo, ikhlaskan… kata-kata yang
menjadi langganan dalam menghibur orang lain atau bahkan diri sendiri. Memang
bukan suatu hal yang sulit tapi terlalu berbelit belit menjalankannya. Hal yang
simple menjadi sangat sulit untuk dilakukan. Setidaknya itu menurutku, hingga
aku sendiri mengalaminya. Kehilangan sesuatu yang aku jaga dengan penuh
hati-hati bahkan sangat-sangat berhati-hati. Tapi tuhan berkehendak lain.
Setiap perjalanan tidak harus berakhir seperti yang kita inginkan. Terkadang
berjalan berbelok-belok hingga kita sendiri tidak tahu akan berhenti dimana
bahkan kita sendiri tidak tahu dan terkadang tidak ingin perjalanan yang aneh
ini berkhir. Menikmati meski sakit, mempertahankan meskipun air mata tak pernah
berhenti mengali, tersenyum meskipun hati penuh sayatan luka. Tenang kawan, aku
juga mengalami fase itu. Sekarang, aku berusaha untuk menata kembali hidupku.
Menatap masa depan ini dengan lebih dalam, berharap aku tidak merusak apapun.
Jika semua sudah kau anggap ini, this over! Percayalah hidupmu baru saja akan
dimulai lagi. Sekali lagi, jika kau dapat melihatnya sekalipun dengan mata
buta, telinga tuli, rasa tak teraba, hilang perasa karena kau akan merasakannya
dengan hatimu.
Hati
yang selama ini kau pungkiri, hati yang selama ini mau tekan rapat-rapat, kau
acuhkan begitu saja. Sekarang dia berdiri di garda terdepan untuk mengandengmu,
menarikmu, bahkan menyeretmu ke gerbang masa depan yang lebih pasti. Masa
depanmu yang lebih baik. Percayalah kau akan mendapatkan tanda-tanda itu.
Dengan syarat kau harus siap untuk berubah, keluar dari keterpurukan yang
menghantuimu, keluar dari daerah gelapmu, keluar menyongsong sinar terang yang
dulu amat kau takuti. Bukan karena sinarnya yang mempesona tapi karena kau
takut, malu dan enggan untuk memulai kembali.
Memulai
kembali bukan hal yang sulit kok, semua mudah asalkan kita punya niat yang
jelas. Pertama, tetapkan tujuan hidupmu. Apa yang kamu cari dan inginkan?
Pikirkan itu dari sekarang. Kedua, susun rencana, kau sekarang yang memegang
kendali penuh, tentu nahkoda maha tahu akan berlayar ke arah mana kapalnya ini,
mahkoda yang baik akan belajar dari kesalahannya sekalipun itu hanyalah
kesalahan kecil. Ketiga, pintalah yang kau hendaki pada-Nya. Tentu kalian
memiliki Tuhan bukan, menceritakan sesuatu hal pada orang lain pasti akan
membuatmu lega, mulailah dari tuhanmu, karena hanya tuhan aibmu itu tidak akan
menyebar kemanapun, just only you and god now. Dan juga karena Tuhanlah yang memiliki
kendali penuh apa yang akan terjadi esok. Seperti apa kau akan melakukan
berbagai hal, jika menurut-Nya itu tak baik untumu, bukan mustahil itu akan
terjadi 1800 dari kenyataan yang kau harapkan.
Dan akhirnya semua
kembali pada masing-masing individu. Hidup ini pun sebuah pilihan, kita pun
memiliki pilihan untuk tidak hidup bukan? Kenapa kita memilih untuk hidup dulu
waktu kita lahir jika kita hanya dapat menyia-nyiakan begitu saja. Bukanlah
kurang bijaksana? Sekarang kembali pada diri kita masing-masing ingin berubah
atau harus terjebak dengan masa lalu. Kau harus tahu masa lalu tidak bisa di
perbaiki di masa lalu, tapi masa depan yang akan merubahnya. Jadi mengapa harus
selalu merenungi hal yang tidak akan bisa diulang kembali? Bukankah akan lebih baik
lagi jika kita memikirkan masa depan yang akan datang, dari yang paling mudah
saja, bagaimana kita menghadapi esok? Esok pun terlalu komplek, bagaimana kita
menghadapi satu jam kedepan? Satu jam yang menentukan hidup kita, seperti
orang-orang yang akan di adili di meja hijau. Setiap menit, detik, bahkan
helaan nafas hakim sangat menentukan dirinya. Jadilah orang yang dapat
mengendalikan apa yang akan terjadi.
Meskipun
esok itu adalah misteri. Jangan hanya di dikte dengan kenyataan yang ada kita
adalah aktornya, kita yang menentukan bagaimana jalan cerita ini, kau berada
dalam panggung sandiwara kawan, kau harus mawasdiri, menjaga sopan santun dan
etikamu, karena itu semua yang akan mengantarmu ke gerbang kesuksesan.
Black
shadow.
Komentar
Posting Komentar