Belajar untuk menyayangi bukan mencintai


Aku baru saja patah hati, sekitar sebulan yang lalu aku meminta untuk menyudahi cerita cinta yang ku rangkai dengan sangat hati-hati karena aku takut itu akan hancur berantakan dengan seorang laki-laki yang mengajarkan aku untuk bisa menerima apa yang aku inginkan tidak selalu harus terlaksana.

Jangan tanya bagaimana rasanya, aku sudah mati rasa tanpanya!!!!

Aku seperti tidak berpijak tapi melayang, aku masih bisa berpikir tapi entah kenapa hatiku kosong. Jangankan pikiran, sepertinya hatiku kosong bahkan oleh setitik tinta hitam. Dulu aku pernah berpikir bagaimana aku tanpa dia? Tapi sekarang kenyataan yang menjawabnya, aku berjalan sendiri tanpa dia yang selalu menghiasi hari-hariku, dari waktu ke waktu bersama, bahkan kami pernah berencana untuk berlabuh ke dermaga pernikahan. Tapi sudah semua hanya kenangan yang untuk di kenang bukan untuk di tangisi.

Pertama yang ku lakukan, adalah hal terbodoh yang jangan sampai kau tiru, aku mencari tambatan baru. Aku berpikir dengan orang yang baru aku dapat memulai semua dengan lembaran yang baru pula. Tapi aku salah memulai dengan seseorang yang baru bukan suatu penyelesaian tapi akan menambah masalah yang baru di hatimu. Hatimu yang belum sembuh dari luka lama harus menerima sesuatu yang baru dan tentunya hatimu belum siap. Sudah berapa kali aku harus menangis. Hey… ternyata menangis itu bukan hal yang buruk, selain dapat membahasi bola matamu, juga dapat memberikan efek lega walaupun belum menemukan titik temu tapi setidaknya kita bisa berpikir dengan baik dan jernih.

Tentu aku belum bodoh melakukan itu, aku masih punya hati dan tentu saja aku tidak ingin melukai hati orang lain.

Tahap selanjutnya aku menyibukkan diri dengan segala macam kesibukan. Kesibukan mahasiswa yang eksis dengan segala tugas dan paper. Mengikuti hampir semua kegiatan kampus seperti seminar, workshop, makrap ataupun LKMD. Itu semua aku lakukan untuk menuntun diriku terbiasa dengan kesendirian. Jika kita aktif begitu jarum pendek menunjukan angka 9 di malam hari, aku berharap untuk terpejam. Ya, mataku terpejam, tapi tidak dengan hatiku. Sepi, kelontang, sendiri. Itu yang ku rasakan hingga aku menemukan suatu hal.

Aku bertemu dengan seseorang, dia sangat mirip sekali dengan orang di masa laluku, seseorang yang dulu pernah tumbuh besar denganku, bukan mantan pacarku. Tapi dia lebih special. Seseorang yang pernah hidup untukku. Bola mata dan tatapan mereka nyaris sama. Detik itu juga aku merasakan hatiku jungkir balik tak menentu, tapi untunglah aku masih bisa menahan diriku. Pertemuan yang singkat tapi sangat bermakna. Lagi-lagi keinginan untuk berpacaran muncul lagi dan itu begitu menggoda tapi hatiku terketuk mereka hidup dalam dimensi yang berbeda, tentu saja dia juga orang yang berbeda.

Kemudian, aku mengerti tentang cinta, mencintai, sayang, menyayangi

Cinta, adalah sebuah rasa menyukai pada seseorang dan tentu saja kita berharap dia pun dapat mencintai kita seperti kita mencintainya. Cinta selalu ingin memiliki dan cinta mutlak untuk dimiliki. Mengapa, karena dalam cinta terdapat rasa cemburu, dan rindu.

Sayang adalah sebuah rasa menyukai, menyayangi pada seseorang. Sekilas sayang dan cinta itu hampir sama. Tapi aku menemukan perbedaannya. Jikalau sayang, kita pasti akan sangat peduli, mau mengerti dan memahami orang tersebut. Dimana kita lebih mementingkan dirinya dari pada diri kita sendiri sekalipun dia tidak kita miliki. Itulah hal yang sangat membedakan cinta dan sayang.

Menyayangi rela untuk legowo (ikhlas) dan nrimo (menerima) jikalau dia yang kita sayangi lebih bahagia dan dapat tersenyum dengan orang lain. Mengapa cinta tak bisa? Karena cinta memiliki cemburu dan rindu. Cemburu akan merasukimu untuk berbuat bagaimana caranya suapay dia menjadi milikku. Rindu akan merasukimu untuk membuatnya bimbang antara orang yang dapat membuatnya tersenyum dan dirimu yang bersamanya.

Menyayangi seseorang itu memang bukan hal yang mudah, tapi sangat mudah untuk tersenyum bukan? Bukanlah bukan hal yang rumit. Dengan siapapun dia, yang penting kita dapat melihat senyum dan kebahagiaan terpancar darinya.

Trus, nantinya kita dapat apa? Sudah pernah mendengar kalau Tuhan itu maha adil, jika kau bukan dengannya. Pasti, pasti, dan tentu saja Tuhan sudah memikirkan itu semua. Tidak perlu takut, mungkin sekarang dia sedang bersembunyi untuk sementara agar tidak menggangu program kerja dirimu. Semua akan indah pada waktunya. Saya percaya akan hal itu, dan saya harap anda bisa percaya akan hal itu. Karena waktu dari Tuhan, jodoh dari Tuhan, dan yang akan di pertemukan Tuhan nantinya itu pasti baik untuk kita. Biarlah Tuhan yang berencana, kita nikmati saja goresannya dalam kanvas kehidupan kita.

Black shadow.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rasa

sunday is hard work

Cerita lain tentang hujan