Another prince (again!!!)



Dear allah SWT
Ada seorang pangeran lagi yang kau kirimkan kepadaku ya… dia tak mengumbar janji manis hanya beberapa penawaran ringan yang bertujuan mengorek informasi sakit hatiku… entah mengapa dia tahu, bahwa hatiku kembali terluka… Kau tahu apa yang dilakukannya tidak bertanya hanya terdiam dan bungkam karena dia tahu jika ada hal yang dilakukannya sekarang adalah hanya diam dan berada di sampingku, cukup dengan tersenyum dia ingin mengatakan bahwa semua akan baik baik saja.
Aku ingin sekali menampiknya, membiarkannya dan menjauh namun apa yang terjadi dia semakin mendekat dan diam di sampingku. Akhirnya aku hanya diam dan menikmatinya. Dia tidak menawarkan hati dan perasaannya namun menawarkan uluran tangan agar aku bisa keluar dari kemelut ini. Mungkinkah dia punya sepasang tangan yang besar, kuat dan hangat seperti ayahku? Aku hanya pernah melihatnya tanpa mampu menyentuhnya, sepasang tangan yang mungil namun menyiratkan keberanian, sepasang tangan yang selalu dia gosokkan setiap bertemu denganku di kala hujan, dulu aku menjulukinya “rainy boy” karena dia selalu tahu dimana harus menemukanku di kala langit menurunkan rahmatnya.
Waktu itu kami berbincang, berandai setelah menyelesaikan studi pasti ingin bekerja dan sebagai wanita normal aku menginginkan pernikahan. Aku megatakan ingin jadi seperti “momy” seorang pengajar di kampusku, dia hanya tersenyum yang ku artikan persetujuan darinya kemudian dia berkata “coba kamu jadi seperti baby, kau akan memilih dengan lebih bijak” dan dia melompat pergi meninggalkanku begitu saja. Mau tak mau aku memikirkannya. Apakah aku akan seperti ibu yang dengan bangga menggunakan daster, setiap hari berkutat di rumah, mengurusi suami dan anaknya terkadang bahkan mengabaikan dirinya. Apakah aku akan seperti wanita karir yang lengkap dengan setelah blazer berkutat dengan deadline dari fajar hingga petang? Aku belum ingin memikirkan itu sekarang.
Jadi, aku harus bagaimana menghadapi pangeran yang satu ini? Dia tak lagi memakai kuda putih dan berbaju pangeran. Hanya bermodalkan senyumnya saja dia selalu menemaniku dalam hujan, bersama menengadahkan tangan untuk menghimpun rahmatmu untuk bisa menjalani hidup ini. Sesuai dengan titah dan takdirmu.
Black Shadow.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rasa

sunday is hard work

Cerita lain tentang hujan