Fun rafting by bayu genta
Magelang.
Akhirnya datang juga hari ini. Sudah aku tunggu semenjak sebulan yang lalu.
Dengan tarik ulur dan nyaris ndak jadi karena ada agenda segudang. Sekarang,
aku ada di danau depan kos, menanti sang driver yang tak kunjung datang dan
sepertinya dia tertidur dengan pulasnya. aku khatamkan saja buku ini, buku yang
bisa membuatku tersenyum. Kata orang-orang buku yang aku baca ini berat adanya
tapi menurutku cukup membuatku bersyukur dan tersenyum menatap masa laluku.
Perjalanan
di lalui dengan santai, walaupun sedikit mengiris hati saat melalui kembali
jalan itu dan yang lebih mengharu biru dan bikin mata meleleh adalah
persimpangan itu. Sekarang aku tidak lagi memilih berbelok ke kiri lagi. Karena
sudah di ultimatum untuk datang tepat jam 13.00 bapak driver saya ini jadi agak
gelagapan dan kerap melakukan atraksi yang kerap membuat saya memperpanjang
istighfar. Begitu sampai di kota Magelang, beliau memperlambat jalan motornya
ini. Dan saya melihat pemandangan yang membuat kami tidak tegang lagi. Sepasang
anak muda yang masih SMA berbonceng berdua dengan gaya boncengan yang membuat
kami tertawa. Ceweknya berkerudung dengan bawahan rok pramuka yang ketat dan
cara dia ngebonceng membuat saya berdecak. Udah duduk nyamping dengan menempelkan
secara penuh dada dan kakinya yang bersilang itu. Yang membuat driver saya
berkhayal andai ada cewek yang berbonceng bgitu dengannya. Yang jelas itu tidak
dengan saya.
Sampailah
kami di candi mendhut yang di artikan start permainan kami (versi driver saya),
tapi bukan disitu. Saya mendapat sms untuk menunggu di rumah makan kampong
hulu. Setelah bertanya dengan ibu penjual kepala muda itu berjarak 4 KM lagi di
depan. Lemaslah driver saya dan itu membuat saya ingin memesan kelapa muda,
belum sampai membuka mulut langsung dia menstarter motor, dengan kesal dan
bercampur malu saya membonceng kembali.
Setelah berputar-putar mencari ternyata bukan kampung hulu tapi kampung ulu. Kampung ulu sangat di rekomendasikan untuk lokasi hang out tapi perlu di tambah kolam pancing agar bisa lebih menarik kaum adam. Lokasinya yang manis dengan gazebo ukiran yang unik yang membuat saya ingin memboyongnya satu ke rumah. Membayangkan bisa duduk santai di belakang rumah dengan viem sawah dan gunung. Bertemulah saya dengan trainer kami, Mr. chelzie yang kata momy pendek dan kriting. Ternyata dia tinggi dan nggak terlalu hitam lah malahan cenderung putih dan sedikit lebih good looking dari driver saya. hohoho
Penantian
saya untuk memesan kepala muda sepertinya bisa terpenuhi sambil menunggu momy
dan rombongan yang sepertinya agak terlambat dari jadwal dan kali ini tidak ada
alasan untuk driver saya menolaknya karena dia sepertinya juga butuh untuk
membasahi kerongkongannya. Dua buah kepala dalam buah bukan skala gelas lagi sudah
di pesan. Mengobrol dengan mz chelzie (karena sepertinya beliau lebih senior
dari saya, baca: tua) beliau dari UNISI, perawakan yang jelas banget
menggambarkan orang yang suka dengan alam. Di baca dari segi manapun dia sangat
mencintai dirinya yang apa adanya. Dia berasal dari Lombok dan ingin mencari
pekerjaan yang menyenangkan dan tentu saja menghasilkan rupiah yang bisa
menganjal perut dan hidupnya.
Rombongan momy pun datang juga. Mereka berempat. Dengan 2 ibu yang sepertinya lebih heboh dari saya dan seorang laki-laki yang berperawakan seperti driver saya tapi lebih tinggi dan pada detik-detik trakhir dua buah kelapa muda mendatangi kami semua. Mb nimas dan mb husna yang sudah sangat bersemangat ini pun ingin langsung saja ingin memulainya. Nah, sekarang tinggal driver saya yang lama di kamar mandi, berganti busana layaknya wanita. Lama.
Setelah
semuanya siap, kami bergerak ke arah pinggir sungai. Sungai elo. Di komandani
sodara Bayu Genta a.k.a chelzie. Kami di terangkan cara untuk memaerdo’a kami memulai memasukan kaki di kali dan tidak lupa ritual narsis di
kamera terlebih dahulu.
Jeram
pembuka elo di namakan jeram perez karena Julia perez pernah jatuh disana. Coba
aku yang jatuh disana blm tentu di namain jeram rempong tuch sama mz Chelzie.
Jeram pembukanya yahut pisan euy, mungkin karena saya pertama kali melakukan
rafting. Di lanjutkan dengan jeram kriting, kata si empunya disitu banyak
terjadi trouble a.k.a banyak yang
jatuh dan memakan korban disana, dan kami tetap menerjangnya dengan senyuman.
Yupz… tibalah di rest area. Dimana kita di suguhi dengan kepala muda yang alami
banget dengan snack ringan yang cukup menganjal perut.
Lanjut
lagi dengan iming-iming akan banyak game disana, okey kami pun bersemangat
seperti yang kami lakukan sekarang, narsis dulu di kamera. Hehehe
Game
kali ini adalah mengukur seberapa dekat kami, dayung di minta oleh mz chelzie
dan kami di persilahkan berdiri di pinggiran kapal dengan berpegang erat satu
sama lain. Beraksilah si empunya kapal ini, dy mendayung memutar-mutar kapal.
Ini mengukur seberapa takutnya kamu dan percayakah bahwa temanmu tak akan
menjatuhkanmu. Game pertama ada satu yang jatuh kalau bukan mb Husna ya mb Nimas.
Game kedua kami mulai berancang-ancang untuk lebih tenang dan percaya. Di luar
dugaan, dua jagoan kami mental. Pak pras lebih dekat dengan kapal dan segera
kami angkut sedangkan driver saya mental terlalu jauh dan parahnya kapal
semakin melaju ke depan, semakin menjauhinya. Dia melambai tanda menyerah
karena awalnya dia bilang tidak bisa berenang. Kami semua panik dan mulai
berusaha menghentikan atau memperlambat laju kapal, sementara mz chelzie nyebur
menyelamatkan mz Djoko. Berhasil om djoko di ajarkan gimana caranya bergerak di
air sm mz chelzie dan aku merasa bersalah karena membuat driverku pucat pasi
karena kelamaan di air sendirian.
Next
sensation for elo river. Kali ini kapal di balikan, tadinya aba-aba hanya untuk
bergerak merapat ke kiri tapi ternyata pak direksi (mz Chelzie) punya keinginan
supaya semua staff nya ini merasakan, menikmati, dan berenang di kali Elo. Ini
yang paling aku takutkan, nyaris berada di bawah kapal, aku berhasil keluar dan
merasakan seperti apa kali Elo. Karena keasyikan maen air dan menikmati langit
yang ada di atas kepalaku. Bukannya sensasi ketakutan yang ku nikmati,
melainkan menyenangkan, senang, dan lepas. Penat yang membelengguku seperti
terangkat seperti aku yang melayang di sungai sekarang, aku bisa melihat langit
dengan sebenar-benarnya tanpa ada yang menghalangi dan menopangku. Sebenarnya
aku tidak pernah sadar dimana aku sekarang, sebelum teamku meneriakiku untuk
berbalik. Dan saya tertinggal dari kapal 20 meter di depan. Kalau ini daratan
saya dengan meraihnya. Ini air brow. Aku udah lama juga nggak nyangkut di air.
Jadilah teamku heboh karena aku tidak semakin mendekat malahan asyik main air.
Pak direksi meneriakku untuk berbalik dan berenang. Karena enggan meninggalkan
semua ini aku masih saja main air tapi air ini semakin deras dan nyaris saja
menggelamkanku, nggak mungkin tenggelam juga kan pake pelampung. Pak direksi
sepertinya enggan menyelamatkan saya mungkin karena tadi dy marah karena saya
tidak mendayung kapal. Akhirnya dengan tenaga maksimal dan pake segala macam
gaya berenang saya sampai di kapal. Tadinya udah keukeh minta nggak usah di
angkat, tapi driver saya ini keukeh mengangkat saya mungkin karena bersalah
atau jiwa laki-laki yang melindungi wanita dengan bantuan pak pras pula lagi
dan terjadi peristiwa itu, sensor saja apa itu, hanya saya dan team yang boleh
tahu.
Belum
berhenti disitu keseruan kami, melewati jeram-jeram selanjutnya kami di ajarkan
cara memutar mutar kapal ini, dengan cara yang ada di kanan dayung maju dan
yang di kiri dayung mundur dengan sekuat kuatnya. Maka sensasinya akan semakin
terasa. Di tambah pula dengan acara nyangkut di beberapa bebatuan yang membuat
kapal kami berhenti di tempat. Caranya kita harus berusaha bersama keluar dari trouble ini, bukan Cuma pak direksi saja
yang berpikir tapi semua staff juga harus memikirkan bagaimana caranya supaya
kapal ini tidak karam.
Kami
di ajarkan untuk lebih mengenal satu sama lain meskipun kami terbilang baru
pertama kali bertemu agar naluri, reflek dan insting dalam tubuh kita bisa
cepat beraksi jika melihat hal-hal seperti tadi and don’t be panic karena kita
membutuhkan pikiran yang tenang untuk menyusun rencana.
For
Elo river, thank for everything. Aku merasakan legowo yang tiada taranya
walaupun aku harus menghadap dokter untuk meminta obat tapi kau jauh
mengobatiku. Hatiku. Aku merasakan bahwa Allah sangat memeluk eratku dan
orang-orang yang aku sayangi akan bangga jika aku bisa berjalan di jalan yang
benar dan membuat mereka tersenyum adalah tujuanku sekarang.
For
my driver, thank for rekomendasion. Aku tidak akan pernah tahu lokasi ini tanpa
kau, besok lagi jangan terlalu “kemrungsung” kalo di jalan y, tahukah dirimu
aku memperpanjang istighfar tiap kau ragu antara menyalip atau berhenti
mendadak. Jangan ragu lagi untuk mengambil keputusan, jadikan keputusan itu ya
dan tidak, setelah itu baru pikirkan apa konsekuensinya.
For
my momy, thank for you hug. Tahukah kau aku berhenti di peluk dan di cium oleh
mamaku saat aku punya adik di usia 4 tahun, jadi aku akan selalu bersemu merah
tiap kali kau peluk dan aku cium. Trimaksih telah membawaku ke Elo. Penatku
terlepas dan aku siap menerjang badai kembali. You’re my second momy.
For
Miss Husna, Miss narsis and krudung. Aduch, ibu jangan galau lagi ya,
kapan-kapan kita maen lagi, mungkin jaya wijaya bisa tahlukan asal kau jangan
rempong lagi.
For
mrs. Nimas, big bosss helmet. Senyum manis anda tidak akan pernah saya lupa,
berkumpul dengan ibu-ibu yang ceria membuat saya berpikir ternyata bisa juga ya
jadi ibu-ibu gila. Hehehe. Mungkin saya akan seperti anda nantinya.
For
Mr. Prasetyo, nice teacher. Sifat pendiam anda membuat saya sulit menuliskan
tentang diri anda, tapi kau lah yang member tahu kami untuk lebih dekat dengan
memegang bahu teman-teman kami, saat game di kapal itu. Maaf aku tidak bisa
melakukan itu karena aku masih canggung. Tapi next time, mari kita buat pak
direksi berdecak kagum dengan keakraban kita.
For
my direksi, Mr. bayu genta a.k.a chelzie. Trimaksih sudah mau jadi trainer
kami, mengajarkan kami untuk saling mengenal, dekat, dan membuat peka diri kami
terhadap orang lain. Dan sepertinya saya tidak setuju kalau kau itu pendek dan
kriting. Kau lebih good looking dari
driver saya bahkan kau yang paling good
looking di kapal hari ini.
And,
thank for everything untuk semua yang tidak bisa saya absen satu persatu, saatnya
kembali pada rutinitasku. Sebagai mahasiswa, seorang putri, seorang pemimpi,
dan seorang yang terus ingin terbang tanpa tali.
haahahah....chelzie si pendek item keriting :)
BalasHapusthis was a good & nice trip with you guys.
mbak Nisyaaaaaaaaaaaaaaa...terimakasih untuk tulisan ini. teman2 seperjalanan kita, walaupun belum saling mengenal ternyata bisa akrab juga setelah nyebuuuuuuuuuuuuuurr bersama.
btw, yg krudung g jelas itu namanya Bu Laila :) untung g km tulis perbincangan Ibu-ibu di kapal...btw, trims sudah menganggap saya begitu & pada awalnya saya merasa km adalah anak yg paling mengganggu krn berisiiikkk (pisss) tp akhirnya jatuh cinta juga saya padamu
Kiss&Hug 4u dear
ow,,, kmrn itu saya tertutupi karena kehebohan trio ibu" ini,,, hehehe
BalasHapusjelas dong mom, dlm menulis ada yg harus di sensor pula, ndak blh terlalu fulgar
kata om djoko gambreng "... mengobati hati itu jauh lebih sulit dan lama dari pd luka fisik... dan ada hal yang orang lain perlu tahu dan tidak tahu..."
saya jd merencanakan trip ini sm kluarga saya... biar ayah, ibu, dan kedua adekku bisa melepas penat semuanya... ank" di kelas juga pengen loh... hehehe