Ngeblog lagi? Siapa Takut!

Harus saya akui bahwa blog ini terbengkalai cukup lama, alasannya cukup klise " Saya lupa dengan email dan pasword untuk masuk". Tapi sudahlah, setelah bisa lagi mengingat dengan bantuan tekad yang bulat, toh, akhirnya blog lama ini bisa terbuka kembali.

Hay, hello, spada, every body...
I'm came back!.
Berasa dari mana aja gitu ya, Kenapa kembalinya ke blog lagi? Nggak mau bikin website ajah?

Alasan utama karena udah terlalu banyak postingan disini, mulai aku dari jaman jadul blm punya  laptop sampai sekarang kerjaannya sama laptop melulu. Alasan kedua, karena pengen nyelesain novel yang nggak kelar juga, dari jaman masih pake seragam putih biru sampai sekarang nggak ada seragamnya.

Kenapa nulis novel kudu dari nulis blog? Nggak ada hubungannya, salah besar! Menulis itu butuh pembiasaan, seperti yang dilakukan ibu aku dulu. Hadiah pertama yang aku terima pada saat ulang tahun ke enam, yaitu sebuah buku diary ( walaupun sebenernya aku milih diary itu sendiri, tapi ibu antusias juga dengan pilihanku ).

Awalnya nulis apa aja yang ada, mulai dari bangun pagi, di marahin ibu yang bete liat anaknya bangun siang, pilih pilih makanan sampai geleng geleng kelapa liat anaknya yang milih sakit karena nggak di turitin kemauannya, padahal gk ada orang tua yang akan menolak apa permintaan buah hatinya, selagi itu bagus.

Sampai akhirnya bisa bikin puisi, bikin cerpen, nulis karangan sampai akhirnya jadi content writer kaya sekarang. Ternyata enak ya kerja di tempat yang kita sukai, jadi bisa ngembangin apa yang kita mau itu sendiri, kaya sekarang aku punya banyak waktu buat nulis.

Nggak lagi tulisan belepotan kurang huruf, nggak bisa bedain tanda baca juga bisa memperlancar mood untuk menulis dan hasil tulisannya jadi lebih baik. Dimana ada penghargaan dari orang lain, tulisan aku nonggol loh di website orang, bisa lebih terkenal dan masuk ke rangking mesin pencarian.

Terkenal nggak butuh tampang buat seorang penulis, bahkan beberapa penulis kondang gk dikenal wajahnya tetapi semua bukunya berderet di rak buku hampir semua orang, seperti Ika Natassa. Dulu pas pertama baca bukunya yang " Antalogi Rasa", aku selalu ngayal penulis ini seorang pekerja kantoran yang cantik, modis, body peragawati dan hobi shopping, ternyata aslinya dirinya memang seorang banker namun lebih canggih lagi dong.

Hal yang membuat aku tertarik menulis adalah dunia tanpa batas, aku bisa bikin dunia aku sendiri dan berada di dalamnya, bukan jadi seseorang yang aneh tapi aku bisa hidup di dunia yang aku ingin sendiri dengan segala peraturan aku sendiri dan hanya aku yang memperbolehkan mereka untuk masuk.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rasa

sunday is hard work

Cerita lain tentang hujan