suratmu



Aku mendapatkannya dalam pencarian penyesalanku
Tadinya tidak ingin aku membukanya
Karena itu milikmu
Hal otentik yang kau tinggalkan di dunia ini

Namun kau datang dalam mimpiku
Mengisaratkan aku untuk mengerti apa yang kau mau
Karena kau paling mengerti
Cara berkomunikasi terbaik denganku adalah dengan bahasa tulisan

Aku tersadar kau mulai menulis sejak mengenalku
Saat kau menemaniku semalam suntuk berkeluh kesah
Mendengar setiap ceritaku
Sejak aku gagal masuk akademi yang sama dengan kakak kesayanganku

“wanita tercerewet setelah bunda, chairunisa amalia hapsari”
Begitu coretan pertama dalam bukumu
Membuatku harus menahan haru dan buliran airmata
Kau langsung bisa mengeja namaku tanpa kesalahan sedikitpun

Bukumu kaku seperti dirimu
Tapi itu yang membuatku yakin ini memang milikmu
Sedikit tulisan namun mengandung banyak cerita
Ternyata kau pandai sekali berbahasa tuan komandan

Hingga tiba tulisan “mahameru”
Ini pendakian perdanamu
Setelah seseorang yang selalu kau katakan berbaju putih itu
Melarangmu, mengultimatum dirimu, bahkan bisa saja menyekapmu
Hanya untuk memperpanjang umurmu

Namun kau memang jagoanku
Dimana selalu bisa memanfaatkan celah untuk melaksanakan apa yang kau mau
Kau berhasil menyusup kesana
Ke puncak tertinggi di pulau jawa, 3676 mdpl.

“matarmaja”
Malang-Blitar-Madiun-Jakarta.
Kereta ekonomi ini yang mengantarmu kesana
“Kereta ini sangat penuh dengan manusia dan segala kehidupan nyata”
Aku hanya tersenyum, kau bisa juga berada dalam kereta itu
Padahal kau bisa mendapatkan lebih
Satu jempol lagi untukmu, komandan.

“aku berada di tengah sayuran hijau yang berjalan”
Kau lebih memilih naik truk sayur untuk mencapai ranu pane
Sungguh hal yang tak pernah aku tahu
Simple.

“ranu pane seperti telinga,
Dimana bisa mendengar apa yang telinga manusia tak bisa tangkap.
Bahasa hati”
Apa saja kah yang kau ceritakan disana?
Apakah aku juga kau perkenalkan pada pane?

“aku mau dia yang ada di sampingku hingga Kau memintaku kembali”
Do’amu saat berada awalan tanjakan cinta
Menurut mitos yang ada kau akan mendapatkan cintamu
Jika mendaki tanpa henti maka cintanya akan abadi selamanya
Namun kau menutup do’amu di puncak tanjakan cinta,
Dengan mempersilahkan Allah memberikan kebahagiaan yang terbaik untukku meskipun jalan itu tidak denganmu.

“di kalimati aku melihat orang yang kusayangi dimana mereka sudah tidak berada di dunia ini”
Kau melihat bunda dan ingin meraihnya
Kau juga melarangku untuk mengikuti siapapun yang ku lihat telah tiada
Karena mereka telah pergi dan yang ku lihat hanya halusinasi dari pikiranku sendiri

“arcopodo menghadiahi aku sepasang batu”
Apakah kau melihat arca (batu) kembar disana?
Hanya sepenggal ini kalimatmu
Mungkin ini sebuah pancingan agar aku melihatnya sendiri

“mahameru kau memintaku memperpanjang umur. Obat”
Kau menyempatkan shalat fajar dan subuh disana
Mengunakan pasir untuk tayamum dan sebongkah batu sebagai alas
Apa yang kau pinta dalam sujud akhirmu?
Apa yang Allah bisikan padamu?
Semoga Allah pun membisikan padaku jika aku bisa mencapai puncaknya

Membaca tulisanmu
Kau seperti ingin mengajakku kesana
Hanya waktu yang tak mengizinkan kau membawaku kesana
Mengapa aku memilih mahameru, tentu kau lah alasannya.

Melihat sendiri apa yang telah kau ceritakan
Berharap bisa mengalami beberapa hal yang kau alami
Serta berkeinginan berjumpa denganmu di mahameru
Seperti keinginanku melihat peristirahatan terakhir Soe Hok Gie dan Idhan Lubis

Akan aku ceritakan seperti apa mahameru sekarang
Maka dari itu aku akan kesana
Tanpa berpikir apapun
Aku hanya ingin dapat bersimpuh di hadapanNya.

Black Shadow.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rasa

sunday is hard work

Cerita lain tentang hujan