Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Serangan Syawal

Gambar
Angin pembuka kalender Qomariah telah di ambang pintu Fajar yang telah kembali ke peraduannya Suara kemenangan telah bergema Namun kabarmu tak jua tersua. Takbir telah berkumandang semalam suntuk Hingga fajar menghampiri Mata ini tak dapat terpejam Menanti secuil kabar dari dirimu, pangeranku. Dimana berakibat aku yang terakhir melangkahkan kaki ke masjid Aku sudah rapi, wangi dan siap melangkah Kakiku tertahan di depan layar laptop, handphone dan telepon rumah Menantikan suara dalam gadget itu. Bahkan aku mempercepat langkah untuk pulang Tak menanti ayah dan bunda Mengabaikan orang yang mengulurkan tangan padaku Aku tidak ingin kau kecewa jika tahu aku tak ada. Aku masih terus melirik ke arah laptop Bahkan saat aku sarapan pagi di meja makan Aku pun tidak berkonsentrasi Saat bersimpuh meminta maaf pada ayah dan bunda Aku menantikanmu! Jam dinding tak hentinya bergerak Bahkan fajar telah berganti dengan senja Hari telah berga

Terlambat

Gambar
Entah apa rasanya ini semua Berjalan begitu saja Tanpa kompromi dan persetujuan Melaju dengan kendali hati Aku tahu ini salah dan menyakitkan Tapi aku sendiri tidak bisa menyembunyikannya Maafkan aku jika tidak bisa mengontrolnya Mengontrol hatiku yang tak terkendali Salahkan aku memiliki rasa ini Salahkan aku harus memendam rasa ini Salahkah aku menjadi pecundang yang hanya bisa diam Salahkah aku jika ingin menjadi bayanganmu Cukup bayangan bagimu Dimana aku tidak mungkin sejajar denganmu Bukannya aku tak mampu Hanya aku merasa tak pantas berada disana Hanya melihatmu saja Sudah membuat bibirku tertarik Menyungging senyum Hatiku pun turut membuncah, bahagia. Sadarkah keberadaanmu terkadang ku rindukan Ya, aku merindukanku Sangatlah konyol Memang sangat menggelikan Aku saja terkadang malu jika mengingatnya Betapa aneh jika bersua denganmu Selalu saja harus ada perdebatan dan adu argument Tapi, diam diam aku merinduk